ORIGIN: KEMBALINYA PERANG SAINS MELAWAN AGAMA
Penerbit: Doubleday
Terbit: Oktober 2017.
“Dari mana kita berasal? Kemana kita akan pergi?” -Edmond Kirsch
Jika Galileo dan
Copernicus ditahan oleh gereja karena teori Heliosentris dan Bumi Bulat, kini
novel Origin hadir menceritakan perpecahan antara sains dan agama di era modern
ini. Perpecahan tersebut bermula setelah sekian lama Edmond Kirsch, seorang
futuris, ilmuwan, milioner dan sekaligus mantan mahasiswa dari Robert Langdon, melakukan
penelitian akhirnya bisa menjawab teka-teki penciptaan dunia dan tujuan akhir
dunia kedepannya secara ilmiah.
Akibat perencanaan
publikasi penemuan tersebut, 2 dari 3 tokoh agama berpengaruh dunia mati
terbunuh, yakni Ulama Islam Syed Al Fadl, dan Rabi Yudaisme Yehuda Koves secara misterius.
Sedangkan tokoh agama Katolik, Uskup Antonio Valdespino dalam bayang-bayang
permasalahan politik kerajaan Spanyol dan penelitian ateisme dari Kirsch.
Namun sayangnya, saat
acara publikasi ilmiah oleh Edmond Kirsch dimulai pada hadapan depan publik di
Museum Guggenheim, Bilbao, maupun secara siaran langsung, ia terbunuh dengan
satu kali tembakan dari penyusup anti ateisme yang masuk dari golongan Katolik.
Luis Avila.
Robert Langdon yang hadir
dalam presentasi mantan mahasiswanya itu, sontak terkejut. Penemuan besar yang
menggoncangkan dunia tersebut tak bisa dipublikasikan. Akhirnya Langdon berniat
mencari cara menemukan data penemuan Kirsch untuk segera kembali dipublikasikan.
Tentunya, perjuangan Langdon sangat berat untuk mencari cara dan akses data
untuk masuk ke fasilitas penelitian Kirsch yang berada di Barcelona. Rintangan
lainnya juga, Langdon dituduh sebagai pembunuh Edmond Kirsch pada awal cerita,
dituduh sebagai penculik, hingga dikejar pembunuh karena hendak menyiarkan
kembali presentasi temuan Kirsch.
Langdon tidak sendiri, ia
ditemani seorang direktur Museum Guggenheim, Ambra Vidal, yang sekaligus
menjadi tunangan pangeran Spanyol, Julian, yang terlibat dalam kasus
pembunuhan Kirsch malam ini yang menyangkut dirinya serta kepentingan politik
tunangannya yang dekat dengan Uskup Antonio Valdespino. Selain Vidal, Langdon
juga dibantu oleh Winston, yakni komputer-kuantum yang diciptakan Kirsch
sebagai asisten pribadinya untung membantu temuan-temuannya, dan menjadi
penemuan terbesar Kirsch sepanjang sejarah.
Novel fiksi ilmiah ini,
mencetuskan anggapan bahwa tuhan itu tidak ada, dan juga menjelaskan bagaimana
penciptaan alam semesta bermula, dan apa yang akan terjadi pada peradaban
dunia, khususnya manusia. Selain itu, Origin
juga membuka pikiran kita bahwa banyak sekali pengetahuan-pengetahuan yang kita
cari mendekati ketidaktahuan agama atas suatu penjelasan ilmiah, seolah cerita
yang berpatok pada pemikiran Kirsch ini, menyatakan bahwa manusia dengan
pengetahuan-lah tuhan yang sebenarnya.
Origin juga menceritakan permasalahan yang terjadi pada internal kerajaan
Spanyol. Pangeran Julian menghadapi kekhawatiran terhadap tunangannya yang tak
kunjung pulang, dan mencemaskan masa depan Spanyol nanti setelah ayahnya, raja
yang sudah uzur usianya. Pangeran Julian juga menjadi tertutup oleh dunia luar,
pangeran Julian dalam pengawasan dan penjagaan Uskup Valdespino yang membuat
dunia curiga ada hubungan antara Kerajaan, Gereja, dan kasus pembunuhan Kirsch,
mengingat bahwa Kerajaan Spanyol adalah salah satu kerajaan Katolik terbesar di
dunia.
Seperti biasa, novel
serial Robert Langdon yang menjadi lanjutan dari Angels and Demons, The Da
Vinci Code, The Lost Symbol, dan Inferno ini, bercerita dalam latar waktu
yang singkat, hanya satu setengah malam saja, dan harus memecahkan teka-teki,
simbol serta kode-kode rumit.
Namun Origin tampil berbeda dari cerita-cerita
Robert Langdon sebelumnya. Selain seni-seni klasik yang cenderung biasa Langdon
hadapi, kali ini Origin menyajikan
karya-karya seni modern, terutama saat di awal-awal cerita yang berlatarkan di
Museum Guggenheim Bilbao.
Origin menampilkan seni klasik dan modern Spanyol dengan tempat-tempat yang
menjadi latar cerita tersebut, yang patut untuk dikunjungi bila traveling ke Spanyol. Setting
tempat yang diambil dalam Origin antara
lain, Museum Guggenheim di Bilbao, Gereja Katolik Palmaria, Casa Mila, Valley
of the Fallen, Pusat Komputer Super Barcelona, Istana Kerajaan Madrid, hingga Basilika
Sagrada Familia.
Museum Guggenheim di Bilbao, Basilika Sagrada Familia, Valley of the Fallen (kiri-kanan). Sumber: wikipedia.org
Dan Brown sebagai penulis cerita sukses membawa fiksi ilmiah ini menjadi bahan pemikiran tentang penciptaan alam semesta secara sains. Dalam Origin, disampaikan juga petikan kata atau teori dari ilmuwan-ilmuwan besar seperti Stephen Hawking dan eksperimen Miller-Urey. Dari segi futuristik, Dan Brown juga menyampaikan dari cerita ini tentang perkembangan teknologi canggih melalui teknologi-teknologi yang diciptakan Edmond Kirsch.
Akhir artikel, saya selalu
menganggap serial-serial Robert Langdon yang dituliskan oleh Dan Brown adalah
Sherlock Holmes versi abad ke-21. Secara penyelesaian pemecahan masalah,
pembacaan kode-kode, dan pemahaman simbol-simbol di setiap kisah-kisah Langdon,
menjadikan pantasnya Langdon dan Holmes. Bedanya, Sherlock Holmes bersifat
gegabah, konsumen opium, dan bekerja sebagai detektif, sedangkan Robert Langdon
berrsifat serius, dan bekerja sebagai Profesor di Ikonologi dan Simbologi Agama
Universitas Harvard.