Featured

PROSES PEMBUATAN DAN CARA MENIKMATI MOKE

by - Juli 23, 2018


Arak Moke adalah simbol selamat datang  dan keakraban oleh orang-orang Flores. Minuman ini dijual kadang di pinggir jalan begitu saja pada sejumlah kota di Flores. Tetapi minuman ini mengandung alkohol, sehingga jika disuguhkan bagi yang tidak mengonsumsinya boleh menolaknya dengan halus dan sopan. Tentunya berbeda dengan arak yang ada di pulau Jawa yang menggunakan banyak oplosan yang berbahaya bila dikonsumsi, moke ternyata murni dari alam.

Minuman ini berasal dari pohon Lontar atau Enau dan mengadung alkohol 20-30 persen, bahkan di Aimere yang terkenal dengan tempat produksi Moke, alkoholnya bisa menyentuh 70 persen! Lantas, bagaimana cara pemrosesan arak yang juga menjadi keakraban di Flores? Begini caranya.


Buah dan bunga dari pohon Lontar atau Enau yang sudah berusia sekitar 25 tahun diiris dengan hati-hati menggunakan pisau atau golok. Irisan tersebut akan mengeluarkan air yang berikutnya akan diproses. Tapi ada juga yang mengambil airnya dari batang pohon. Setiap pohon umumnya menghasilkan Moke sebanyak 8-10 liter.

Kemudian air tersebut ditadah untuk dimasukkan ke kuali atau priuk untuk dididihkan. Dalam proses pendidihan, air dari Lontar dan Enau ini akan mengeluarkan uap air yang kemudian dialirkan menggunakan bambu yang dipasang di atasnya sepanjang 3-4 meter.


Hasil uap inilah yang disebut Mokke untuk diminum. Tetapi untuk lebih 'kencangnya' atau bisa BM (Bakar Menyala) harus disuling lagi 2-3 kali lagi. Biasanya hasil suling berkali-kali inilah yang kadar alkoholnya tinggi dan harganya bisa mahal, karena menunggu tetesan Moke ini memakan waktu bisa 6 jam untuk 1 sulingan.

Cara menikmati Moke sebagai lambang keakraban lebih cocok bila beramai-ramai duduk melingkar. Moke bisa bebas dinikmati dimana-mana tanpa mengenal tempat bergengsi atau sederhana, karena memang filosofinya sebagai persaudaraan.


Lebih nikmat dan perlu ada untuk meminumnya, Moke perlu ada pendampingnya yaitu ikan bakar. Sesuai filosofinya juga, ikan harus dibakar bersama-sama sebelum disantap bersama Moke. Ikan bakar juga harus ada bumbu atau sambal agar lebih nikmat, biasanya pun bumbu juga harus diracik sebelum meminum Moke.

Dengan begitu, Moke bisa dinikmati sambil berdiskusi atau obrolan santai yang penuh canda lawakan lokal orang-orang Flores. Moke sendiri bisa menghancurkan stigma bagi orang-orang yang memberikan stereotip kepada orang timur yang berwajah sangar, mereka memang mengakui bila rautnya terlihat sangar, tapi bila sudah bercanda gurau mereka akan sangat lucu dan tidak pernah kehabisan bahan lawakkan. Tentu, etika meminum Moke adalah diharuskan terlebih dahulu bandar, atau yang menyediakan Moke harus minum lebih awal, agar menghormati.

Sekali lagi, Moke bukan untuk mabuk-mabukkan seperti orang di Jawa. Meminum Moke harus santai, jangan kesetanan seperti orang-orang di bar atau di klub. Hehehe.


You May Also Like

0 komentar