Featured

DISKUSI TENDA BERTEDUH, DAN MENGAPA SAYA BUAT PODCASTNYA

by - Januari 02, 2019

Tenda Berteduh, foto ini digunakan untuk Podcast Tenda Berteduh TulisanKita.com
Foto oleh saya, dan diedit oleh Linda Hoviniemi.

Tenda berkapasitas 5 orang yang awalnya tidak terpikirkan oleh saya untuk menjadi suatu cerita di setiap perjalanan. Sebenarnya, tenda kecil berwarna krem-hijau ini milik rekan saya, Rio, yang jarang menggunakan tenda ini karena ia memiliki tenda dengan kapasitas yang lebihh besar. Entah bagaimana, rasanya hati saya sudah menyatu dengan tenda ini di 2018, meskipun hingga kini statusnya masih pinjaman.

Setiap melakukan perkemahan dengan tenda ini, selalu ada diskusi menarik untuk dibahas. Diskusi ini bebas, membahas dan berbagi apa saja yang ada dan mengopinikan apa saja di semesta. Jadi traveling saya tidak melulu mengenai hati yang harus senang saja, tapi juga untuk bermenung dan berfikir.

Mungkin karena nama saya Afkar (bahasa Arab: Pikiran) sehingga selalu memikirkan apa saja yang ada, termasuk selama perjalanan. Nama belakang pun bernama Aristoteles sehingga arti nama saya adalah Pikiran Aristoteles. Akibatnya, saya memikirkan segala hal dalam perjalanan, terutama mengenai hal-hal filsafat.

Maka karena itu, saya juga membuat podcast di Facebook TulisanKita bernama Tenda Berteduh untuk membuka diskusi dan opini untuk dibahas bersama. Yah, dikemas dengan gaya dan senada dengan gaya anak muda.

Rencananya pula saya akan membuat beberapa episode pembahasan untuk berdiskusi menggunakan Podcast ini (Podcast episode pertamanya ada di bawah ini). Semoga bisa membantu untuk kalian ikut berpikir.

Berikut adalah diskusi yang terjadi pada tenda ini, dan menjadi inspirasi saya untuk membuat podcast Tenda Berteduh. Kamu juga bisa baca pengalaman selengkapnya dengan click subheading dan akan dibawa ke artikel ceritanya.

1. BEACH CAMP MENANTANG MAUT DI MALANG


Berkemah bersama teman saya yang berkuliah di malang, Ghina Marwa. Agak gila sih, untuk berkemah berdua dengannya mengingat kami cukup dekat sejak kecil. Saya agak canggung juga pada awalnya karena takut dikira macam-macam oleh keluarga kami berdua yang memang akrab.

Agak seram untuk kemah pantai di awal tahun, mengingat pantai selatan lautnya sedang mengamuk. Tapi karena keindahan pantai malang, saya memang berniat ke sana dan bermalam dengan tenda.

Pada malam kami berdua, karena menjelang Pilkada DKI yang sedang panas-panasnya. Diskusi kami awalnya membahas tersebut, kemudian mulai merambah tentang kebenaran dan kesalahan itu tidak mutlak, semuanya masih kelabu, tidak ada yang hitam dan putih di dunia ini, hanya abu-abu. Pembahasan kami hingga mempertanyai tentang keberadaan Tuhan.

2. TERDAMPAR DI SURGA KECIL DI UTARA BANTEN


Bulan April yang tidak begitu awal tahun, anggaplah rada pertengahan dikit hehehe.

Perjalanan ke Pulau Tunda, sebuah pulau kecil Kabupaten Serang, bersama Backpacker Tangerang, terdapat diskusi secara tersirat bagaimana kita menjadi backpacker yang baik selama traveling. Memiliki tata krama dan bersosial adalah hal penting bagi seorang backpacker untuk bertahan hidup selama perjalanannya.

Selain itu, kami membahas bagaimana membaca rasi bintang, membahas bagaimana menikmati hidup dengan ala kadarnya. Saya setuju dengan gaya hidupnya Bang Fauzan yang serba sederhana, tampil ala kadarnya, tapi tetap bahagia dengan melakukan perjalanan yang juga tak perlu dilaksanakan secara bermewah-mewahan. Asal kamu bahagia menjalaninya.

3. CAMPING CERIA DI KAKI GUNUNG SALAK


Diawali Januari diskusi, diakhiri juga diskusi di Desember.

Perjalanan ini berlangsung bersama teman-teman TulisanKita.com di perkemahan daerah Bogor. Kemah kali ini berbeda dari yang sebelumnya, kami kemah di dataran tinggi dan malam pertama kami ditandai dengan mendapat berita tsunami terjadi di Selat Sunda. Kami turut berduka cita, malam hari saat sedang beristirahat di tenda.

Malam-malam,saya bersama Linda dan Andi membicarakan apa saja layaknya yang telah lalu-lalu. Kami membagi pikiran tentang apa yang ada di pikiran kami, membedah Alquran dan Alkitab, hingga menciptakan gagasan pikiran baru tentang semesta dan dimensi, asal-usul peradaban makhluk hidup di bumi. Bahkan, tentang dunia paralel.

***

Karena 3 pengalaman berkemah itulah yang membuat saya membuat podcast Tenda Berteduh. Dengan harapan, semoga semua yang mendengarkan tercerahkan pikirannya dari belenggu bias latar belakang pribadinya. Walaupun untuk episode-episode awal akan sekedar membahas romansa, berikutnya secara perlahan podcast Tenda Berteduh akan menjadi podcast pembahasan yang berat.

Jadi jangan lupa ya, pantengin TulisanKita.com 2 minggu sekali di hari Sabtu, karena saya akan mengunggah podcast secara rutin di sana (insya Allah) hehehe

Selamat malam.
*Zip up*

You May Also Like

0 komentar