Featured

BUKIT WANGUN, TAMAN ILALANG BOGOR YANG ADEM AYEM

by - Agustus 08, 2019

thumbnail blogpost dengan tulisan 'bukit Wangun' berlatar gunung salak yang diambil gambarnya dari bukit wangun

Buat yang tinggal di Kota Bogor, atau sekitar Jabodetabek pasti capek kalau seandainya jalan-jalan di daerah Bogor harus ke puncak, jauh banget dari perkotaan atau yang harus menguras energi seperti naik gunung. Tapi ternyata ada kok bukit yang enggak jauh dari Kota Bogor, dan tak menguras energi banyak, yaitu Bukit Wangun atau lebih dikenal dengan Taman Ilalang.

Nah saya sempat mencoba untuk berkunjung ke tempat ini bersama teman saya Kicay, untuk berkemah mengisi liburan yang hampir selesai ini. Awalnya sih ada 5 orang termasuk kami, tapi ada yang enggak ada kabar lah, mendadak ada bisnis lah (padahal muka kelas ekonomi) *anjir jokes transportasi umum*, ya mau tak mau cuma berdua. Bayangkan, cuma berdua!
Ke Bogor.
Kemah Bedua.
Cowok dengan Cowok.
di Bogor yang jokes nya dikenal sebagai Bogay (karena banyak kejadian penggerebekan gay di Bogor).

Saya tak bisa membayangkan apa jadinya kalau saat malam-malam kami berkemah, digerebek warga sebagai pasangan homo. Jelas makin enggak laku saya dikalangan perempuan, secara saya ini masih hetero.

***


Singkat cerita, lokasi tempat ini berada di Kampung Wangun Sari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat. Bukit ini berjarak 11-12 kilometer dari dari Stasiun Bogor dan masih bisa dikunjungi dengan cara backpackeran.

Kami berkunjung ke sini dari maghrib dengan naik motor dari Tangerang, melewati Jalan Parung, Kota Bogor, hingga akhirnya kami sampai di lokasi dengan memakan waktu sekitar 2 jam saja. Sampai di Taman Ilalang atau Bukit Wangun ini di malam hari.

Cara Backpackeran ke Taman Ilalang / Bukit Wangun


Kamu bisa turun di Stasiun Bogor dan naik angkot nomor 02 jurusan Sukasari, turun di BTM (Bogor Trade Mall). Kemudian lanjutkan dengan angkot nomor 04 jurusan Cijeruk, turun di praktek dr. Ali Laut di Jalan Soemanta Diredja. Jangan lupa menanyakan pada sopir angkot mengenai penjeleasan lokasi terkini. Saat sampai jalan kaki saja, tidak capek dan tidak terjal kok.

Masuk ke sini juga gratis.

***

Sampai di sana, kami memarkirkan motor dan mendirikan tenda dekat motor agar aman. Selain itu lampu motor bisa berfungsi sebagai penerangan di malam hari.

Tempat ini cukup dingin di malam hari, dan bisa melihat kerlip-kerlip bintang di langit. Sementara di bawah sana juga bisa melihat kerlap-kerlip lampu Kota Bogor yang ramai.
kaki saya di pintu tenda dengan pemandangan kota dari ketinggian yang diselimuti kabut bukit wangun atau taman ilalang cijeruk bogor

Pemandangan nikmat yang tak jauh dari perkotaan untuk menyeruput mie instan dan menenggak anggur merah.

Tapi di pagi harinya, sekitar jam 5an. Sunrise muncul dari lereng Gunung Salak. Sekitar kami mulai bermunculan orang-orang jogging. Yang kami sadari adalah, tenda kami berdiri di lapangan yang diitari jalan yang melingkar untuk jogging, jadi tenda kami cukup dilihat banyak orang.

Memang sih, sering ada yang kemah di sini.

Tapi mereka agak ganjil dengan batang-batang kemah beduaan. Insting aneh saya muncul.

Maka kami berfoto-foto di sekitar, dengan beberapa spot yang bagus, dan merapihkan tenda secepat mungkin. Agar tidak dikira yang tidak-tidak. Saya tidak mau kami diarak massa. Ini gara-gara banyak yang wacana doang sih 😐.

saya berpose di salah satu spot gazebo di puncak bukit wangun atau taman ilalang cijeruk bogor

Banyak spot foto menarik di tempat ini. Karena tempat ini memang dikenal sebagai lokasi berfoto untuk prewed. Ada gazebo yang berdinding kerangka penelitian skripsi, ilalang, dan tembok-tembok runtuh yang banyak muralnya.

kicay berdiri dengan latar belakang perbukitan dan kota bogor dari kejauhan.

Cuma kritik saya dari tempat ini, kotor banget. Banyak sampah di beberapa tempat, bahkan ada yang menumpuk. Kemudian, mulai ada pembangunan di tempat ini, saya khawatir wisata ini bakal dikomersialisasi warga setempat tanpa pengawasan pemerintah sekitar. Seperti yang kita tahu, beberapa wisata di Bogor memang tak terurus oleh pemerintahnya, dan rawan pungli. Saya harapkan komersialiasi itu tidak apa-apa, tapi bukan dengan pungli.

Sudahlah, kami cabut dulu sebelum diarak ormas. Kami mengungsi menuju curug sekitar Bogor untuk menunggu bidadari turun dari langit.

Selamat liburan!

Baca Juga: Melancong Iseng ke Curug Cilember

You May Also Like

0 komentar