Featured

Lor, Kidul, Kulon, Wetan: Logika Navigasi Sederhana di Jogja

by - Desember 21, 2019

foto thumbnail postingan tentang navigasi sederhana di Jogja. Arah mata angin dengan Lor, Wetan, Kidul, dan Kulon, dengan pengingat agar tidak sampai nyara hanya karena istilah-istilah itu.

Setiap kali bertanya arah jalan atau navigasi di Jogja kepada masyarakat, umumnya orang-orang akan menjawab dengan Lor, Kidul, Kulon, Wetan. Untuk penduduk Jogja, hal itu lumrah sebagai logika navigasi sederhana, tapi bagi pendatang baru dan wisatawan masih bingung dengan istilah ini.

"Jika kau datang dari selatan, langsung saja menuju Gondomanan. Belok kanan sebelum perempatan. Teman-teman riang menunggu di Sayidan" -Shaggydog (Di Sayidan).

Penggunaan istilah ini sebenarnya sederhana, menggunakan arah mata angin. Dalam Bahasa Jawa 'Lor' berarti Utara, 'Kidul' berarti Selatan, 'Kulon' berarti Barat, dan 'Wetan'/'Etan' berarti Timur. Tapi untuk yang baru datang, mungkin akan buta arah, mana yang bisa disebut 'utara' jika sedang berada di Malioboro, atau mana yang disebut 'timur' jika sedang di Tugu Putih.

Nah, saya memiliki beberapa tips untuk membantu kamu mengetahui navigasi-navigasi sederhana ala orang Jogja tersebut.

Mengetahui Navigasi dengan Geografis Jogja


Jogja dikelilingi tanda geografis yang khas jika kamu memperhatikannya. Bahkan konon sejarahnya dalam pembangunan kota Jogja, menggunakan pandangan kepada tanda geografi tersebut. Konon, Tugu Putih didirikan untuk memantau Gunung Merapi.

Misalnya, di sebelah utara (lor), Jogja memiliki Gunung Merapi yang bisa kamu lihat dari sudut manapun di kota Jogja (selama itu tidak terhalang, dan tempatnya tinggi).  Jika kamu melihat Gunung tersebut, sudah jelas menjadi patokan utara dalam navigasimu.



Di sisi barat laut jika dilihat dari Kota Yogyakarta, kamu akan melihat perbukitan Menoreh dari Kulon Progo. Itu akan menjadi patokan utara (lor) dan barat (kulon).

Pada sisi selatan jika kamu menemui pantai, sudah pastilah itu sisi selatan Jogja. Paling tidak, itu adalah sisi terluas tanpa ada perbukitan bisa menandakan itu sebagai selatan.

Jika kamu berada di Kota Yogyakarta, di utara kamu hanya bisa melihat Gunung Merapi, sedangkan jika menghadap selatan, di sisi tenggaranya terdapat perbukitan. Perbukitan tersebut sebenarnya membentang dari Gunung Kidul yang notabenenya datarannya lebih tinggi. Bisa menjadi patokan selatan (kidul) dan timur (wetan).

Baca Juga: Bahasa Jawa Krama Dasar untuk Traveling

Contoh jalanan yang memanjang dari lor (utara) hingga kidul (selatan) antara lain: Jalan Kaliurang, Jalan Bantul, Jalan Parangtritis, Jalan Imogiri, Ring Road Timur, Ring Road Barat, Jalan Monjali, dan Jalan Magelang.

Contoh jalanan yang memanjang dari kulon (barat) hingga wetan (timur) antara lain: Jalan Wates, Jalan Jogja-Solo, Jalan Sudirman, Jalan Godean, Ring Road Utara, Ring Road Selatan, Jalan Imogiri-Dlingo, dan Jalan Wonosari.

Mengetahui Navigasi dengan Matahari

Pemandangan Sunset di Ratu Boko, Jogja, menghadap tempat terbenam matahari (barat/kulon)

Cara termudah bisa ditebak dengan cara mengetahui arah gerak matahari yang terbit dari timur (wetan) hingga terbenam di barat (kulon). Pengetahuan navigasi ini adalah pengetahuan navigasi standar untuk kamu yang berjalan-jalan di siang hari.

Jika kamu sedang menikmati sunset di Bukit Paralayang, kamu akan berhadapan langsung dengan pemanadngan matahari terbenam. Menandakan bahwa kamu sedang menghadap barat. Kasus serupa pun bisa diterapkan jika kamu sedang di situs Ratu Boko.



Begitu juga dengan kamu yang sedang berada di Bukit Bintang,meskipun pemandangan utamamu adalah Gunung Merapi (sisi utara), tapi kamu akan dengan mudahnya melihat letak barat dengan melihat arah matahari semakin petang.

Tugu Putih Jogja Sebagai Patokan


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa Tugu Putih Jogja konon didirikan untuk menjadi titik awal Kraton membandingkan titik utara dan selatan dengan melihat Gunung Merapi.



Jika kamu melihat dari aplikasi maps, Tugu Putih Jogja tepat menggambarkan sebagai pusat jalanan dari utara ke selatan dan bertemu dengan jalanan timur ke barat.

Bisa dilihat, kalau tugu tersebut berada di tengah-tengah perempatan. Jika kamu ke kidul tugu tersebut kamu akan menuju Stasiun Tugu, Jalan Malioboro, dan dan Kraton. Jika kamu ke lor kamu akan menuju Monjali (Monumen Jogja Kembali) dan Kaliurang. Sedangkan kalau kamu ke kulon, kamu akan menuju jalan menuju Kulon Progo dan Godean. Bila kamu ke wetan bisa tembus hingga Prambanan, Bandara Adi Sucipto, dan Solo.

***

Nah begitulah logika navigasi sederhana jika kamu sedang berada di Jogja. Semoga berikutnya kamu bisa mengerti ketika diberi arahan oleh penduduk Jogja, ya gaes.

Yuk, simak perjalanan jarak jauh dari Jogja sampai Lombok di postingan: Backpackeran ke Surga (Jogja-Lombok)

You May Also Like

0 komentar