Featured

WHY DO WE SCARE WITH ILLUMINATI & FREEMASON?

by - Juni 15, 2019

WHY DO WE SCARE WITH ILLUMINATI & FREEMASON?
Sumber: Spacetoon

Lanjutan dari: Illuminati and Freemason are Not Evil, We Make Them So.

Setelah mengetahui apa itu Illuminati dan Freemason, lantas mengapa kita ada ketakutan di antara kita ketika berhadapan dengan simbol-simbol segitiga dengan mata satu? Ada apa dengan mata satu dalam sebuah segitiga? Apa yang kita takutkan dengan Illuminati dan Freemason?

Nesta Helen Webster

Nesta Helen Webster (Sumber: Wikipedia)

Seorang ahli teori konspirasi dari London bernama Nesta Helen Webster-lah yang mempopulerkan teori konspirasi ini pada tahun 1920. Dalam sejumlah publikasinya, dia seringkali mengorelasikan hubungan keduanya dengan pendanaan secara diam-diam oleh Yahudi untuk menuju tatanan dunia baru.

Di antara karyanya, yang paling populer adalah The French Revolution: a Study in Democracy (1919) yang membahas peristiwa sejarah besar, Revolusi Perancis. Tulisannya mengklaim bahwa sumber referensinya adalah hal-hal yang tak masuk akal, mengklaim bahwa dirinya reinkarnasi dari seseorang yang hidup di masa Revolusi Perancis. Dalam buku ini, ia menghakimi Freemason dan Yahudi sebagai pelaku konspirasi dibalik kejadian tersebut.

Buku lainnya berjudul World Revolution: The Plot Against Civilisation (1921) ia mengungkapkan mengenai koneksi antara Illuminati, Yahudi, dan Marxisme, yang mempunyai rencana besar dalam Tatanan Dunia Baru untuk menguasai dunia. Padahal seperti yang kita ketahui, 3 subjek tersebut tidak mempunyai hubungan sama sekali. Jika dilihat dari aspek sejarah pun sepertinya sangat tidak mempunyai korelasinya, antara Illuminati organisasi sekuler dan mencintai pemikiran, Yahudi sebagai suatu agama, dan Marxisme sebagai sistem ekonomi yang memperjuangkan kaum marjinal.

Dari buku-bukunya ini, menggambarkan bagaimana padangan politik Nesta Helen Webster pada era tersebut. Terutama dari buku World Revolution: The Plot Agains Civilisation (1921), pandangan Nesta cenderung anti-Yahudi/Semit. Ia juga anggota dari British Union Facist, terlibat dari Anti-Socialist Union. Disumpulkan bahwa Nesta Helen Webster seorang sayap kanan ekstrim.

Harun Yahya

Harun Yahya (Sumber: Akurat.co)

Cendikiawan Muslim dari Turki ini juga mengambing-hitamkan Illuminati dan Freemason dengan Yahudi. Dalam bukunya Global Freemasonry: The Masonic Philosophy Unveiled and Refuted (2005) Freemason adalah kelompok dari Yahudi yang menjalankan perintah rahasia skala internasional. Dari buku tersebut juga menyebutkan bahwa Freemason adalah penyebar ajaran Yudaisme, Komunisme, Paganisme, Ateisme, dan Nazisme.

Padahal Yudaisme, Komunisme, Paganisme, Ateisme dan Nazisme adalah paham-paham yang saling kontradiktif. Bagaimana Nazisme membenci Yudaisme atau Yahudi, bagaimana Nazisme dan Komunisme bertentangan dalam sejarah Perang Dunia II, dan Ateisme dengan Yudaisme dan Nazisme jelaslah berbeda antara tidak percaya Tuhan dengan ajaran Yudaisme maupun Nazisme yang mengacu pada kepercayaan terhadap Kekristenan.

Buku-buku dan tulisan-tulisan Harun Yahya banyak dibaca di Indonesia sehingga pernyataannya Harun Yahya banyak diamini oleh orang-orang di Indonesia. (Untuk mengetahui buku-buku Harun Yahya di Indonesia bisa cek di Penerbit Mizan).

All Seeing Eye: Logo yang Ditakut-takuti


Setelah kita mengetahui di postingan sebelumnya mengenai Illuminati dan Freemason itu memiliki impian yang sama, namun mereka produk yang berbeda. Ibarat Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, dua organisasi yang berbeda, tapi bertujuan untuk mencerdaskan dan memajukan umat. Mereka juga memiliki simbol yang berbeda.

Illuminati sebagai organisasi yang lebih muda dari Freemasonry, dituduhkan memiliki simbol seperti gambar berikut.

WHY DO WE SCARE WITH ILLUMINATI & FREEMASON?
Sumber: Amazon

Lambang segitiga dengan satu mata atau biasa disebut All Seeing Eye sering sekali dituduhkan sebagai simbol Dajjal oleh kebanyakan orang dari kalangan Islam. Sayangnya, lambang Illuminati lebih dekat dengan The Owl of Minerva, atau dalam Bahasa Indonesia berarti Burung Athena.

WHY DO WE SCARE WITH ILLUMINATI & FREEMASON?


Oxford Reference menyebutkan bahwa lambang The Owl of Minerva berarti simbol tradisional yang menggambarkan sifat bijak. Maka Illuminati mengambil lambang ini sebagai gerakan mereka untuk menggeberakan tentang kebebasan berpikir mereka. Atau istilah lainnya, gaya protes mereka melalui simbol.

All Seeing Eye yang sering dituduhkan sebagai mata Dajjal sendiri ternyata memiliki makna yang beda jauh dari apa yang dituduhkan. All Seeing Eye memiliki makna Ilahiah, bersifat Ketuhanan. All Seeing Eye lebih cenderung menyimbolkan monotheisme/tauhid/Tuhan Maha Tunggal dan Maha Melihat.

Freemasonry sebagai organisasi plural (boleh untuk semua agama) dan sekuler ini menggunakan All Seeing Eye karena dasar mereka yang mengharuskan anggotanya memiliki agama. Sejarawan Masonik, Brent Morris saat diwawancara CBS menegaskan bahwa tidak menerima Ateis dan Agnostik di organisasinya.

Dari situs Freemason menjelaskan makna All Seeing Eye adalah simbol dari pengawasan Ilahi-Nya dan kepedulian-Nya yang selalu ada atas alam semesta. Sebagaimana mayoritas penganutnya adalah Kristiani dan Yahudi mengutip maknanya dari Mazmur 34:15 "Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar  dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;".

Meski begitu, lambang Freemason bukanlah All Seeing Eye, lambang utama mereka sebenarnya adalah Square and Compasses (Penggaris dan Jangka) yang ada atau tanpa huruf "G" di tengahnya. Bersumber dari situs Freemason, Penggaris dan Jangka bermakna "moral" (Penggaris) dan "batasan" (Jangka), sedangkan huruf "G" bermakna God/Tuhan, dan bisa juga bermakna Geometri (representasi dari Penciptaan Besar di dunia).

All Seeing Eye dipercaya oleh budaya Timur-Tengah, Mesir Kuno, Yahudi, Kekristenan, dan Islam. Dalam Islam dan budaya Timur Tengah, lebih dikenal sebagai Hamsa (khamsah), sebuah simbol mata tunggal dalam tangan berjari lima yang diketahui sebaga Tangan Fatimah (putri Nabi Muhammad), dan juga merepresentasikan Tangan Maryam/Maria. Menurut Anthony Ham dan Paula Hardy (2007) tradisi simbol Hamsa ini berkaitan dengan menangkal mata jahat dengan tangan yang memiliki mata baik, tradisi ini juga disebutkan dalam pepatah Arab Khamsa fii Ainik (lima (jari) di matamu). Konsep Mata Baik Tuhan melawan Mata Jahat ini tidak hanya dimiliki oleh Islam dan Timur Tengah saja, tetapi oleh Kekristenan, Yahudi, Hindu, hingga Native American (Loyd, Ellen: 2018)
Hamsa Simbol Tangan Fatimah (Sumber: Tattoo)
Sedangkan dalam Mesir Kuno, mirip dengan Islam, mengenai konsep Mata Horus atau Wadjet. Simbol Mata Horus cenderung digunakan sebagai jimat untuk mengusir Mata Jahat dengan Mata Baik. Horus adalah Dewa paling penting dalam konsep Mesir Kuno, ia adalah Dewa Penjaga Mesir. David Silverman (1997) dalam bukunya yang berjudul Ancient Egypt menjelaskan bahwa simbol ini juga digunakan untuk melindungi Firaun di akhirat untuk menangkal kejahatan, selain itu pelaut-pelaut pada era Mesir Kuno juga menggambar di perahu mereka sebagai jimat.

Dalam Kekristenan simbol Segitiga dengan Mata satu adalah lambang Trinitas antara Bapa, Putra, dan Roh Kudus (Business Insider, 2018). Segitiga Mata-Satu ini juga menjadi simbol klasik yang umum digunakan Kristiani pada masa Reinasans, seperti yang kita bisa temui dari lukisan karya Jacopo Pontormo 1525 berjudul Supper of Emaus (Perjamuan Emaus) [Klik tulisan "Supper of Emaus" untuk melihat lukisan]. Simbol Mata sendiri sebagai simbol Keesaan Allah dalam konsep trinitasnya, yang memiliki sifat Tuhan Yang Maha Melihat.


Simbol All Seeing Eye dalam segitiga ini menghiasi banyak gereja di Eropa, beberapa di antaranya St. Jean Baptiste Abbey Church, Aachen Cathedral, Hartegbrugkerk Church di Belanda.

Mata Dajjal


Saya sering sekali mendapat anggapan dari kalangan muslim bahwa All Seeing Eye adalah representasi dari Mata Dajjal. Padahal Dajjal adalah manusia biasa yang diutus sebagai perusak dunia di akhir jaman menurut riwayat Islam.

Banyak pula gambar-gambar Dajjal bersliweran di internet. Mulai dari Dajjal memiliki mata 3 (di dahi), matanya satu dan sebagainya. Padahal dalam Hadis Nabi Muhammad menagatakan ciri-ciri Dajjal dengan baik: "dia adalah seorang pemuda keriting,matanya rusak,seperti aku melihat mirip dengan abdul ‘Uzza ibnul Qathn." (HR.Muslim). Dari Bukhari meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad menjelaskan ciri-ciri Dajjal adalah buta di sebelah mata kanannya. Sedangkan dari riwayat Abu Daud, bahwa Nabi Muhammad menambahkan ciri-cirinya bertubuh pendek.

Kesimpulan


Illuminati dan Freemason memang menganggap keberadaan simbol All Seeing Eye sebagai pendoman bahwa mereka juga kaum beragama sebagaimana agama lainnya mempercayai adanya simbol ini. Illuminati dan Freemason hanyalah pecinta kebebasan berpikir dari kekolotan agama yang terlalu diktator permasalahan berpendapat.

Teoris Helen Webster yang anti-semit mengambing-hitamkan keberadaan Illuminati dan Freemason sebagai dalang berbagai kejadian di dunia, dan menganggap Illuminati maupun Freemason didanai oleh Yahudi agar bisa menguasai dunia. Harun Yahya juga menambah tren anti Illuminati dan Freemason ini dari kacamata Islamnya sehingga menimbulkan pandangan anti-Yahudi, anti-Illuminati, anti-Freemason, anti-Komunisme, dan anti-Ateisme di kalangan pembacanya.

All Seeing Eye bukanlah representasi Dajjal. Karena All Seeing Eye bermakna 'mata Sang Tunggal' selalu mengawasi umatNya dan melindungi umatNya. Berbeda dengan Dajjal yang matanya buta sebelah.

Referensi

*Semua kutipan di atas bisa dibuka URL referensinya*

You May Also Like

0 komentar